Ada yang berkata; Cinta adalah perpanjangan kasih sayang Tuhan untuk semua umatnya. Namun, justru disaat dua orang saling mencintai kotak-kotak pembeda menjadi hal yang menbuat kita tersesat.
Seperti kata Bernard BatuBara dalam novel surat untuk Rud mewakili suara hati beduh. "Satu hal yang ingin kutanyakan padamu sejak lama, bagaimana mungkin kita saling jatuh cinta namun ditakdirkan untuk tidak bersama. Aku dan kamu tidak bisa memaksa agar kebahagiaan berlangsung selama yang kita inginkan. Jika waktu telah usai dan perpisahan ini harus terjadi. Apa yang bisa kita lakukan? Masihkah ada waktu kita bersama?".
Selagi ada cinta tidak perlu lagi ada pertanyaan! Jadi, lanjutkan!. Toh perjalanan cinta sejati tidak akan pernah berjalan mulus. Bukankah sejarah dunia menunjukkan bahwa tidak ada romantika kehidupan jika tidak ada resiko. Jadi, jika bisikan hatimu mengatakan bahwa di balik bukit sana ada seseorang yang menantimu dengan setia, menghargai apa arti cinta, maka tempulah jalan mendaki dan jemputlah cintamu.
Tapi, bersiaplah karena hati juga bisa terjatuh dan terluka, merobek malam menoreh seribu duka dan sayap-sayap pun patah kata Kahlil Gibran, retak hancur bagai serpihan cermin berserakan bercampur baur dengan debu, patah tertusuk duri tajam.
Begitulah cinta, manisnya terasa karena resikonya pahit mengancam. Tapi jikapun jadi melangkah bersama, ingat semua belum selesai karena memilih itu mudah dan bertahan yang lebih susah. Karena pada awalnya semua orang bangga pada pilihannya tapi pada akhirnya tidak semua orang setia pada pilihannya.
Jadi, yang berhasil dan mendapatkan pilihannya, ingat! Ada yang lebih tidak mudah; bertahan pada pilihan.
Sementara yang kandas, ingat! Ajarkan bibirmu untuk tidak mencemooh karena bibir dibuat untuk mencium bukan untuk menghina orang yang pernah kau cintai. Karena jika cinta digariskan, orang yang terpisah pun bisa disatukan kembali.
True Love Never End,.
Komentar
Posting Komentar