Langsung ke konten utama

Surat Cinta Teruntuk Orang yang Aku Cintai.




Ibu, ingatkah dikau kapan terakhir kali ananda menangis dipangkuanmu? Tangan lembutmu mengusap kedua belah pipiku menghapus air mata yang mengalir deras, sedang tangisku terisak-isak tanpa henti. Bibirmu halus mengecup keningku, pertanda kasih sayangmu engkau limpahkan melalui kecupan itu. Kepalaku terasa berat menahan beban perihnya luka masa kecil dulu, sangat perih ketika ananda belum mengetahui apa-apa. Maka pundakmu lah satu-satunya sandaran yang tidak ada duanya.

Ayah, dahulu ananda iri dengan kekuatanmu yang begitu perkasa mengais rezeki untuk ananda. Ananda selalu berkaca-kaca sebagai sebagai seorang lelaki saat itu, belum sekuat engkau. Ananda hanya bisa mengandalkan kewibawaanmu ketika ada teman sebaya menggodaku sampai nangis, lalu ananda bersembunyi dibalik punggungmu sampai teman sebayaku berlalu pergi.

Ibu, semenjak beranjak remaja ananda mulai belajar hidup mandiri. Merasakan pahit manisnya merantau di lingkungan yang entah nantinya akan mendidik ananda atau malah menjerumuskan. Saat itu, ananda selalu terbayang-bayang wajahmu. Seakan-akan engkau selalu membayangi disetiap gerak-gerikku. “Pergilah nak, doa Ibu senantiasa menyertaimu”.

Ayah, ternyata merantau bukan hanya mengandalkan kekuatan fisik saja yang dibutuhkan tetapi juga kekuatan mental. Di tempat rantau, ananda mulai belajar bagaimana mengayomi orang-orang disekitar kita; terlebih orang yang kita cintai. Maka waktu itulah ananda belajar untuk mencintai sekaligus memberikan rasa ketenangan.
Ibu, maafkan ananda ketika di tempat rantau belum bisa menjalankan amanatmu: menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh. Maafkan ananda ketika harus membagi kasih sayangmu kepada wanita lain. Labilnya anak remaja tentu ananda merasakan perasaan suka kepada lawan jenis. Maafkan ananda yang telah lupa dengan tujuan awal merantau adalah memperbaiki diri agar kelak cita-cita yang engkau dambakan dapat ananda wujudkan.

Ayah, terus terang ananda merasa bersalah ketika menyalahgunakan rezeki yang engkau perjuangkan siang-malam hanya untuk masa depan putramu ini. Apalah yang sudah ananda perbuat di tempat perantauan sungguh benar-benar tanpa sepengetauanmu. Bagaiman ananda bisa tega tertawa riang di tempat perantauan sementara tubuhmu engkau jadikan tumpuan di atas canda tawaku?.

Ayah dan Ibu, kini ketika kedewasaan mulai tertanam di dalam sanubari putramu, alangkah naifnya diriku saat mengetahui usiamu semakin hari semakin menua, namun ananda masih belum bisa memberikan setetes air mata bahagia! Malahan sudah terlalu banyak air mata kekecewaan yang tumpah karena putramu ini.


Ayah dan Ibu, yang aku ingat sekarang raut wajahmu kian hari semakin berubah. Uban terlihat menghiasi mahkotamu, suara yang dahulu tegar saat ini mulai melemah. Maka sebelum semua terlambat, ananda hanya punya satu permohonan 

“Ya Tuhan, Berkahilah selalu kehidupan mereka”. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

True Love Never End; Cinta Sejati Tak Pernah Berakhir

Ada yang berkata; Cinta adalah perpanjangan kasih sayang Tuhan untuk semua umatnya. Namun, justru disaat dua orang saling mencintai kotak-kotak pembeda menjadi hal yang menbuat kita tersesat. Seperti kata Bernard BatuBara dalam novel surat untuk Rud mewakili suara hati beduh. "Satu hal yang ingin kutanyakan padamu sejak lama, bagaimana mungkin kita saling jatuh cinta namun ditakdirkan untuk tidak bersama. Aku dan kamu tidak bisa memaksa agar kebahagiaan berlangsung selama yang kita inginkan. Jika waktu telah usai dan perpisahan ini harus terjadi. Apa yang bisa kita lakukan? Masihkah ada waktu kita bersama?". Selagi ada cinta tidak perlu lagi ada pertanyaan! Jadi, lanjutkan!. Toh perjalanan cinta sejati tidak akan pernah berjalan mulus. Bukankah sejarah dunia menunjukkan bahwa tidak ada romantika kehidupan jika tidak ada resiko. Jadi, jika bisikan hatimu mengatakan bahwa di balik bukit sana ada seseorang yang menantimu dengan setia, menghargai apa arti cinta, maka te...

Samudra di atas Awan Memang Nyata!

Samudra di atas awan! Tak asing dikalangan telinga para pecinta alam khususnya mereka yang suka atau hobi dalam berpetualang mendaki gunung. Salah satu tempat yang di dengung-dengungkan dari mulut ke mulut adalah Gunung Semeru dengan puncaknya “Mahameru” yang berada pada ketinggian 3676mdpl( meter di bawah permukaan laut). Gunung Semeru ini terkenal sebagai gunung paling tinggi se-tanah Jawa, tak jarang banyak para pendaki yang merasa tertantang adrenalin nya untuk menaiki puncak Mahameru. Tidak sembarangan orang yang bisa sampai pada puncak tertinggi se-tanah Jawa tersebut, oleh karena itu dibutuhkan kekuatan fisik yang kuat serta kesabaran untuk mendakinya. Karena apa? Setiap langkah yang ditempuh tak menuntut kemungkinan menjadi taruhan nyawa seorang pendaki. Medan curam sekaligus licin menjadi ciri khas jalanan menuju puncak Mahameru, tak jarang juga banyak para pendaki yang terpereset saat menjajaki bebatuan yang licin. Sedikit berbagi pengalaman tentang pendakian ke Gun...

Kisah: Maduku,, Maafkanlah aku!

Saat itu ketika maduku dek Lirna melahirkan disusul kemudian aku juga melahirkan, wahhh Dinda maduku sangat sibuk sekali mondar-mandir kesana -kemari,memenuhi setiap kebutuhan kami,juga membersihkan apa-apa yang kotor dirumah kami,betapa capeknya aku membayangkan,belum lagi dia juga harus mengajar. saat badan nya capek,keseimbangan badan pun juga menurun,maduku dinda di bentak oleh suami,karena menjatuhkan gelas kenang-kenangan dari sahabatnya, kata-kata kurang baik juga keluar dari mulut suami. Dinda maduku langsung duduk bersimpuh dengan buliran-buliran air mata,kemudian maduku minta maaf lalu pergi mengajar ke majlis. Malam itu udara begitu dingin, dan dimalam itu juga terakhir kalinya aku menatap wajah maduku yang sendu. Maduku dinda datang kerumah sambil membawa seplastik bungkusan lemmet, enak sekali. Wajahnya seperti bercahaya ,lain dari hari-hari biasa,malam itu maduku dinda juga terlihat cantik,meski tanpa make up. Dengan kata-kata yang selalu terdengar santun dia ber...